Inovasi Berbasis Sambiloto, dr. Indira Dharmasamitha Raih Gelar Doktor dengan Riset Emulgel Psoriasis

    Inovasi Berbasis Sambiloto, dr. Indira Dharmasamitha Raih Gelar Doktor dengan Riset Emulgel Psoriasis
    dr. Indira Dharmasamitha, Sp.D.V.E., bersama keluarga.

    DENPASAR - dr. Indira Dharmasamitha, Sp.D.V.E., resmi menyandang gelar Doktor dengan predikat cumlaude di Program Studi Doktor Ilmu Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Udayana (Unud) melalui Program by Research. 

    Dalam ujian promosi doktor yang berlangsung pada Rabu (15/1/2025) di Gedung Pascasarjana Unud, ia mempresentasikan disertasi berjudul “Pengembangan Emulgel Ekstrak Andrographolid sebagai Pengobatan Topikal pada Psoriasis.” Penelitian ini mencetak sejarah sebagai gelar doktor pertama di Unud dengan metode riset.

    Indira dibimbing oleh tim promotor, yakni Prof. Dr. rer. Nat. Drs. I Made Agus Gelgel Wirasuta, Apt, M.Si, bersama Kopromotor I, Dr. dr. Luh Made Mas Rusyati, Sp.KK(K), FINSDV, dan Kopromotor II, Dr. dr. Dyah Kanya Wati, Sp.A(K). 

    Dalam disertasinya, ia mengembangkan obat topikal berbasis ekstrak sambiloto (Andrographis paniculata), tanaman obat dengan sifat antiinflamasi dan imunomodulator yang memiliki potensi besar untuk pengobatan psoriasis.

    Sambiloto dan Terobosan Pengobatan Psoriasis

    Menurut Indira, psoriasis adalah penyakit kulit kronis yang menyerang sekitar 1–3% populasi dunia. Penyakit ini ditandai dengan peradangan kulit yang menyebabkan plak merah dengan sisik putih keperakan. 

    “Hingga kini, kortikosteroid topikal menjadi pengobatan utama, namun penggunaannya dalam jangka panjang memiliki risiko efek samping, seperti kulit menipis dan gangguan kelenjar adrenal, ” jelas Indira.

    Penelitiannya fokus pada senyawa aktif andrographolid yang terkandung dalam sambiloto. Senyawa ini terbukti memiliki efek antiinflamasi kuat dengan menghambat jalur sinyal NF-kB dan mengurangi produksi sitokin proinflamasi, seperti IL-17, IL-23, dan TNF-α. 

    Formulasi emulgel berbasis andrographolid yang dikembangkan menunjukkan penetrasi stabil, viskositas optimal, dan efektivitas tinggi sebagai pengobatan topikal.

    Dukungan dan Harapan Hilirisasi

    Riset ini mendapat hibah disertasi pada 2023 dan 2024, dengan dukungan kerja sama dari PT Genero, sebuah perusahaan farmasi bersertifikasi CPOTB Full Aspek. Langkah berikutnya adalah mengajukan hasil penelitian ini sebagai produk Obat Herbal Terstandar (OHT) ke BPOM.

    Penelitian ini juga mencakup kajian literatur yang menganalisis beberapa studi in vivo terkait manfaat andrographolid untuk pengobatan inflamasi, termasuk psoriasis.

    Meskipun manfaatnya sudah banyak dibuktikan dalam pengobatan asma, artritis rheumatoid, dan penyakit inflamasi lain, penggunaannya di bidang dermatologi masih minim.

    Indira berharap hasil riset ini dapat menjadi pionir dalam menciptakan ekosistem inovasi yang mencakup bahan baku, teknologi, regulasi, serta aspek klinis dan ekonomi. 

    “Semoga penelitian ini mampu mendorong hilirisasi hasil riset Universitas Udayana dan menjadi kontribusi nyata bagi masyarakat, ” tutupnya. (Ray)

    farmasi doktoral pendidikan inovasi
    Ray

    Ray

    Artikel Sebelumnya

    Noor dan Gugum, Ujian PBB Menuju Partai...

    Berita terkait

    Rekomendasi berita

    Nagari TV, TVnya Nagari!
    Inovasi Berbasis Sambiloto, dr. Indira Dharmasamitha Raih Gelar Doktor dengan Riset Emulgel Psoriasis
    Indonesia dan China Perkuat Kerja Sama Digital untuk Pemberdayaan Perempuan melalui MoU KADIN dan IWAPI
    Babinsa Koramil Klungkung Bersinergi, 15 Duktang Terjaring Razia Yustisi
    Koramil Klungkung Tangani Musibah Plafon Rubuh di TK Negeri Kelurahan Semarapura Tengah

    Tags